Minggu, 02 Agustus 2015

Masyarakat Islami - Misi Pembangunan (2)

Sebagaimana perintah Allah SWT, negeri dan masyarakat yang Islami menjadi harapan dan cita-cita kaum Muslimin. Allah sendiri telah banyak menyebutkan dalam Al Qur’an akan janji-Nya melimpahkan berkah dan karunia-Nya bagi negeri dan masyarakat yang beriman dan bertaqwa (Islami).
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

(Q.S.Al-A'raf: 96)
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal shaleh bahwa Dia bersungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi. Sebagaimana Dia menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa” (Q.S. An Nur: 35).
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar” (Q.S. Al An Faal: 29).
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Q.S. Ar Ra’ad: 11).

Negeri yang aman, makmur, damai dan sejahtera merupakan cita-cita seluruh komponen masyarakat. Cita-cita luhur ini bukanlah sebuah harga gratis yang dapat terwujud dengan angan-angan belaka, tetapi meniscayakan gerak aktif dan dinamis yang dapat menopang terwujudnya cita-cita tersebut. Allah tidak akan mengubah kondisi suatu kaum sehingga kaum tersebut berusaha mengubah diri mereka sendiri. Artinya, pihak yang memainkan peran kunci dalam setiap gerak pembangunan adalah diri manusia sendiri atau lebih dikenal dengan sebutan sumber daya manusia (SDM).
Mengikuti logika ayat di atas dapat ditegaskan bahwa mengucurnya berkah dari langit dan bumi meniscayakan sumber daya manusia (SDM) yang beriman dan bertakwa atau lebih akrab dengan sebutan masyarakat Islami.

Masyarakat Islami adalah masyarakat yang beriman dan di dalamnya terdapat mekanisme kelembagaan yang bisa berfungsi melaksanakan amar ma'ruf nahi mungkar. Yaitu sebuah tatanan masyarakat yang tidak sekedar menunjukkan kesalehan pribadi dalam kekhusyu'an praktek ritual agamanya, melainkan mampu menyulut sumbu semangatnya menjadi sosok manusia yang tampil sebagai pemimpin di muka bumi (Khalifah fil ardh). Karenanya dibutuhkan keimanan yang kokoh, yang tidak sekedar berbingkai keyakinan pasif, tetapi mewujud energi kreatif-konstruktif yang mampu tegak menjadi rahmatan lil- 'alamin.

Menurut Abu Zahra, dalam kata rahmatan lil 'alamin terkandung tiga unsur pokok, yaitu:
(1) Setiap individu menjadi sumber kebaikan dan kesejahteraan bagi yang lain (an yakun kullu fard mashdar khair li jam 'atihi)
(2) Menegakkan keadilan di alam raya ini (iqamah al- 'adalah), dan
(3) Merealisasikan kemaslahatan (tahqiq al-maslahah)
Sedangkan yang dimaksud dengan konsep maslahah adalah al-maslahah al-haqiqiyyah, yang meliputi dan melindungi lima hal pokok, yaitu: melindungi agama, melindungi jiwa, melindungi harta, melindungi rasio, dan melindungi keturunan.

Masyarakat Kabupaten Bengkulu Selatan sebagaimana masyarakat di beberapa Kabupaten Propinsi Bengkulu pada umumnya adalah pemeluk agama Islam yang taat. Hanya saja yang menjadikan Kabupaten Bengkulu Selatan tampil beda dibandingkan daerah lainnya adalah belum diberlakukannya Syariat Islam dengan ketat di daerah tersebut. Jelas, ini merupakan potensi positif yang dapat dijadikan modal pokok (capital primer) untuk membangun masyarakat Islami. Keistimewaan lain Kabupaten Bengkulu Selatan yaitu hidup rukunnya antara umat yang berbeda agama atau beragama selain islam.
Dengan demikian, pemerintah daerah sebagai decision maker (pembuat kebijakan) sekaligus sebagai pengayom masyarakat seharusnya bisa tampil sebagai pemimpin netral yang mampu merangkul semua pihak, termasuk yang paling sentral adalah melakukan komunikasi intensif dengan para Alim Ulama dan Tokoh Agama lainnya serta Tokoh masyarakat sebagai faktor pemersatu dalam tatanan sosial masyarakat. Sehingga Kabupaten Bengkulu Selatan mewujud baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur. Dalam ayat yang lain Allah juga memberikan penegasan atas kepemimpinan kaum Muslim dan orang-orang saleh sebagaimana dalam Al Qur’an Surah An-Nur: 55:
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar