Selasa, 28 September 2010

MARI BELAJAR BERSABAR


oleh ; GUSNAN MULYADI

Ada satu kata yang sangat banyak di sampaikan oleh para pejuang dan pendukung Gundul setelah pemungutan suara beberapa bulan yang lalu yaitu SABAR. Setiap pertemuan dengan kawan-kawan seperjuangan, telepon atau sms kata SABAR ini selalu menyertai. Pemungutan suara ulang pilkada Bengkulu Selatan lalu menempatkan saya dan enam pasangan calon yang lainnya berada pada posisi yang KALAH.

Saya sering kali menyampaikan kepada kawan-kawan seperjuangan dan para pejuang G2 (sebutan untuk pasangan kami), untuk maju mnjadi seorang calon apapun itu yang bersifat persaingan baik Caleg, Kepala Desa, Bupati, Walikota, Gubernur dan Presiden maka ada satu hal yang pasti di hadapi yaitu keKALAHan, sebab peluang KALAH pasti lebih besar dari pada MENANG.

Didalam kehidupan ini ada beberapa hal yang sangat menyakitkan bahkan dikarenakan hal ini tidak sedikit manusia tidak sanggup menghadapinya sampai ada yang GILA bahkan memilih keMATIan dengan bunuh diri atau juga menjadi pembunuh. Adapun masalah yang paling sulit dan sangat menyakitkan itu antara lain ;

(1). Menerima sebuah kekalahan.
(2). Dari kaya menjadi miskin.
(3). Kehilangan orang yang kita cintai.
(3). Dikhianati oleh orang yang kita sayangi atau kita percayai.

Setelah keKALAHan pilkada lalu, kawan-kawan seperjuangan banyak memberi support dan saling menguatkan satu sama lainnya. Hehehe …. Saya salut dan berterima kasih dengan mereka. Jauh sebelum mencalonkan diri saya sudah mengatakan bahwa bukan kemenangan tujuan saya, tujuan saya untuk menjadi pemimpin di Bengkulu Selatan bukan sekedar menjadi Bupati. Kemenangan hanyalah jalan sedangkan jabatan Bupati hanya sebagai alat untuk mengabdikan diri menjadi pemimpin. Kalaupun rakyat tidak mau memilih saya itu tidak soal, karena rakyat punya pilihan dan MK pun punya pilihan, saya bersyukur untuk kesehatan yang saya miliki.

Saya sangat bangga mempunyai kawan-kawan seperjuangan, keluarga dan sanak family yang sangat mendukung saya baik secara moril maupun materil dengan ikhlas tanpa pamrih. Kata SABAR yang mereka katakan kepada saya kalaupun saya balikan kepada mereka menjadi sebuah pertanyaan "Apakah SABAR itu, bagai mana caranya agar bisa SABAR ?". Nah... Jujur kadang mereka sendiri bingung untuk menjawab, hehehe … (bisa mengatakan tapi tidak bisa menjelaskan). Untuk itu mari kita sama-sama belajar mengupas apa dan bagaimana cara untuk SABAR ini ?.

Sabar itu laksana kita meneguk sesuatu yang pahit tapi menerima rasa pahit itu dengan sebuah keikhlasan dan tersenyum saat meneguknya tanpa ada keluhan, atau menahan perasaan dari gelisah, putus asa dan marah, menahan lidah dari mengeluh, menahan tubuh dari mengganggu orang lain. Untuk menuntun kita agar lebih gampang dan mudah memahami, merasakan dan mengaplikasikan SABAR ini dalam kehidupan sehari-hari, berikut ini saya coba kutipkan beberapa cerita.

Alkisah ada seorang anak muda yang belum lama melangsungkan pernikahan, anak muda ini terkenal sangat pemarah dan mudah naik darah, dia gampang sekali emosi sehingga karena ketidakmampuan dia mengendalikan diri sering sekali orang lain dan dia sendiri menjadi susah. Menyadari sifat buruk pada dirinya, maka anak muda ini mencari orang bijak untuk berguru. Pergilah dia seorang diri dengan meninggalkan istrinya untuk beberapa hari dengan menempuh perjalanan kaki untuk menemui guru bijak. Setalah bertemu dia ceritakanlah semua kejelekan dia terutama sifat pemarah yang dia miliki, kepada sang guru bijak "Mohon kiranya guru bisa memberi ilmu SABAR kepada saya" ungkapnya. Mendengar keluh kesah anak muda tersebut kemudian sang guru memberikan nasehat "Anak muda lakukan tujuh langkah kesabaran bila engkau sedang marah, bila engkau sedang tersinggung ataupun kesal dengan orang lain, begitu juga saat engkau sedang menghadapi kegagalan. Nah... saat engkau sedang marah atau kesal atau emosi dan sebelum memutuskan untuk melakukan tindakan, majulah tujuh langkah dan mundurlah tujuh langkah lakukan itu sebanyak tujuh kali". Merasa sudah mendapat ilmu dan nasehat tentang kesabaran maka pulanglah anak muda ini ke rumahnya.

Setelah menempuh perjalanan jauh yang melelahkan, dia tersenyum riang menuju kerumah, dia membayangkan bisa mandi dengan air hangat bikinan istrinya dan menyantap makanan kesukaannya masakan istri tercinta. Malam sudah agak larut ketika dia sampai dirumah dan betapa terkejutnya dia menemui istrinya sedang tidur lelap didalam selimut dengan orang lain. Penyakit lama pemarahnya kumat kembali, rasanya darah sudah naik ke ubun-ubun, kemudian dia cabut belatih untuk membunuh dan menghabisi mereka yang di dalam selimut. Namun teringat nasehat gurunya yang bijak, kemudian dia mulai menghitung, maju tujuh langkah, 1, 2, 3, ... 6, 7 , kemudian mundur tujuh langkah 1, 2, 3,...6, 7 , mendengar suara gaduh orang melangkah dan menghitung, terbangunlah orang yang didalam selimut. "Kanda sudah pulang" ujar istrinya sekaligus bangun juga seorang wanita disamping istrinya sambil berujar "Syukur anakku kamu sudah pulang". Ternyata ibunda anak muda itu sengaja menemani istrinya tidur. Bergetar badannya sekaligus terucap syukur atas petuah guru bijak, sehingga dia bisa mengambil hikmah dari sebuah kesabaran, terbayang olehnya hampir saja membunuh orang-orang yang dia sangat cintai kalau saja dia tidak bisa bersabar.

Saat kita berjuang tapi belum berhasil, kita perlu keSABARan, saat kita dihadapkan dengan orang lain yang sedang marah kita butuh keSABARan, apalagi saat kita sedang marah dan emosi kita butuh keSABARan untuk mendinginkan dan mengerem kemarahan dan emosi tersebut. KeSABARan ada suatu kekuatan dahsyat yang bisa dimiliki semua orang untuk menjadi manusia sukses atau manusia bahagia ditengah hiruk pikuk persaingan hidup yang sangat kompetitif saat ini, ditengah kehidupan persaingan ekonomi dan persaingan politik yang semakin hari semakin ketat ini, ditengah orang yang selalu saja tidak sabar antri dalam barisannya, ditengah orang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya dan terkhusus untuk Bengkulu Selatan kesabaran itu sangat diperlukan saat Listrik tambah sering mati, BBM semakin parah antri, pupuk semakin langkah, dan ditengah mereka yang menikmati nyamannya mengedarai kendaraan dinas yang mewah, ditenggah mutasi yang membuat beberapa orang terhempas kehamparan tanah yang tak beralas tikar. Sekali lagi SABAR sangat diperlukan.

Nah sekarang pertanyaannya "Hai Gusnan apakah kamu sudah bisa mencapai titik yang dinamakan SABAR itu ?". Jawabnya tentu belum, namun saya selalu belajar untuk sabar. Kalau tidak memiliki kesabaran, tentu saya sudah mendorong kekuatan massa untuk melakukan tindakan anarkis, setelah pada Pilkada lalu kita dikalahkan dengan berbagai kecurangan yang ada baik money politik maupun kampenye hitam yang dilakukan lawan politik (tidak ada yang bisa membantah inilah keadaan yang ada laksana kentut yang tidak berbunyi tapi baunya semua orang bisa menciumnya). Banyak, sekali dorongan dari kawan-kawan pendukung untuk melakukan tindakan anarkis, bahkan ada diantara mereka yang sudah membukusi pakaian siap untuk masuk penjara menyerahkan diri kalau nanti mereka sudah berhasil membuat Manna membara. Saya katakan kepada mereka bahwa kita harus sabar dan ikhlas, masyarakat lebih butuh uang sesaat untuk beli beras dari pada masa depan yang lebih baik, tidak perlu marah, yang harus di kasihani itu masyarakat yang tidak mengerti apa-apa dibodohi oleh segelitir orang, sedangkan kita masih banyak waktu dan kesempatan untuk berbuat. Itulah bagian dari cara saya untuk menyabarkan pendukung.

Saya menyadari bahwa kekalahan itu bukanlah kesalahan siapa-siapa dan tidak ada yang patut dipersalahkan, sebab tanpa dipersalahkan orang yang sudah bersalah akan selalu dikejar oleh rasa bersalah itu. Dari jauh hari sebelum mencalonkan diri saya sudah berdamai dengan diri saya sendiri, saya tanamkan dalam diri bahwa dalam pilkada ini bukanlah menang atau kalah tujuan saya melainkan ini adalah jalan yang harus saya lewati sebagai kewajiban saya selaku khalifah di muka bumi ini untuk menjadi rahmat sekalian alam. Sebagai mana kewajiban kita sebagi khalifah yaitu memberikan yang terbaik untuk sesama dan alam terbentang ini, nah jadi kalaupun menang atau kalah ini hanya perjalanan saja, bila menang menjadi Bupati maka jabatan itu adalah alat bagi saya untuk berbuat menunaikan kewajiban sebagai khalifah kesempatan untuk membabi buta memanfaatkan kekuasaan.

Nah sekarang saya balik memberi nasehat kepada masyarakat Bengkulu Selatan, berSABARlah menghadapi setiap masalah yang ada terutama masalah yang timbul akibat perbuatan dan kehendak sendiri, berSABARlah bila listrik masih sering mati, berSABARlah kalau belum ada pabrik CPO, berSABARlah bila pupuk masih langkah dan mahal, berSABARlah bila CPNS masih bayar, berSABARlah bila prajabatan harus bayar, berSABARlah bila kawan-kawan kena mutasi atau Non Job, berSABARlah kalau mereka beli mobil mewah ditengah kesulitan kalian, berSABARlah kalau biaya kesehatan tetap mahal, berSABARlah bila pendidikan semakin sulit, berSABARlah bila mesin pabrik CPO minipun dicuri orang, berSABARlah bila nelayan pasar bawah masih sering dihantam gelombang dialur sungai, berSABARlah kalau jalan – jalan ada yang putus atau berlumpur parah, berSABARlah warga Air Nipis yang belum teraliri listrik, berSABARlah bila warga kedurang merasa dianak tirikan dan yakinlah setiap keSABARan akan berbuah kebaikan untuk diri sendiri dan orang lain.

(Penulis Alumi FE UNIB silahkan kunjungi www.gusnan-mulyadi.blogspot.com)