Jumat, 01 Juni 2012

Merubah Kemarau Jiwa Menjadi Damai

Ketika kemarau menghantam damai, daun hijau menguning layu, cintapun berbatas benci,

rindupun berbatas dendam, kasih yang manis menjadi tawar, sang mawarpun enggan berbunga namun duri semakin tajam mengiris luka, kemanakah diri akan berpaut sang bintang tertutup awan kelabu…..

Hahahahaha
ternyata lepasnya burung harus di syukuri karena kita akan bisa menikmati kicaunya di dahan yang rindang, dan jiwapun semakin matang selalu belajar menanam ikhlas saat terlepas. Yaa begitulah hidup terkadang tembok kesabaran runtuh diterpah banjir air yang keruh hingga hijaunya taman tersapu lumpur kemunafikan dan pengkhianatan.

Wahai jiwa-jiwa di tikam galau aku datang memberi terang, ketahuilah lahar yang ganas dari mulut merapi membawa subur dimuka bumi, begitu juga jiwa yang gersang lahan yang bagus menanam ikhlas , hingga kemarau di usir hujan , bunga mereka bak taman surga. Kini damailah jiwa yang hampa karena ikhlas akan berubah menjadi sungai bening kesejukan hati… Damailah Jiwa