Pilkada adalah ajang adu intrik, taktik, strategi, bahkan cara-cara kotorpun sanggup dilakukan oleh beberapa oknum calon dan tim suksesnya. Beberapa carapun dilakukan yang penting bisa menjadi pemenang, siapa saja yang sudah naik ke atas berusaha untuk dijatukan. Bila sudah ada yang menang maka yang kalah berusaha sekeras-kerasnya untuk dijatuhkan dengan cara apapun. Permainan kotor inipun terjadi saat PILKADA Bengkulu Selatan. Pada saat selesai putaran pertama pasangan HARARI (Ramlan Saim dan Rico Diansari) menyatakan tidak terima dan langsung menyampaikan surat keberatan dan pengaduan kepada Panwaslu maupun pihak Kepolisian. Beberapa bukti menurut versi mereka ada kecurangan dari pihak Dirwan Mahmud – Hartawan (saya menjadi bertanya tanya apa iya yang kalah sendiri tidak CURANG ????). Lantas kalau begitu kenapa HARARI tidak menggugat kecurangan pasangan Reskan Efendi (sepupuh Ramlan) – Rohidin juga...? ini menjadi pertanyaan besar ???? apa benar, mau menegakan keadilan atau hanya untuk kepentingan sekelompok orang...? wallahualam bi shawab, hanya merekalah yang tahu. Masyarakat Bengkulu Selatan tahu siapa calon yang bersih dan siapa yang tidak bersih.
Hajatan PILKADA BENGKULU SELATAN kembali bergulir ke putar ke 2 yang di menangkan oleh pasangan Dirwan Mahmud – Hartawan. Intrik dan strategi saling jatuhkanpun kembali digelar, kali ini bola yang sudah digiring oleh HARARI pada putaran pertama ditendang dengan cantik oleh RESKAN EFENDI – ROHIDIN ke gawang Mahkamah Konstiusi. Benar saja, ternyata tendang itu cukup berhasil, walau hanya menghasilkan tendangan pojok untuk RESKAN dan kartu merah untuk DIRWAN MAHMUD – HARTAWAN, mereka cukup berhasil. Memang gugatan yang diajukan oleh (REDHO) tidak menghasilkan GOAL yang diharapkan mereka yaitu REDHO (RESKAN-ROHIDIN) dilantik menjadi Bupati Bengkulu selatan, tetapi hanya PEMUNGUTAN SUARA ULANG yang belum tentu mereka (REDHO) sendiri yang menang dan di diskulifikasinya pasangan DIRHA dari daftar calon.
Saya pribadi (GUSNAN-GUNADI) tidak menuntut apa-apa atas kekalahan saya dan mendukung penuh pasangan DIRHA (DIRWAN – HARTAWAN) dan jelas dengan dukungan militan +/- 10.000,- (dengan suara batal) pendukung G2 sangat besar andilnya terhadap kemenangan DIRHA yang hanya selisih 2.500 suara dari REDHO (kalau G2 tidak mendukung saya yakin DIRHA belum tentu menang). Saya dengan ikhlas menerima kekalahan pada putaran pertama dan perinsip saya dalam PILKADA “MENANG BERSAHAJA, KALAH TERHORMAT”.
Melihat intrik, trik, taktik dan strategi kotor saling menjatuhkan ini, lantas saya teringat dengan binatang yang bernama kepiting. Rasa iri, dengki, senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang ini sudah membuat daerah kita susah untuk maju bahkan sangat terbelakang dan ketinggalan dari daerah lain. Saudaraku Para Pembaca yang budiman berikut ini adalah sekelumit cerita tentang kepiting yang dapat kita jadikan pelajaran dalam kehidupan.
Saat menjelang malam hari di tepi pantai, terlihat para nelayan melakukan kegiatan, yakni menangkap kepiting yang biasanya keluar dari sarang mereka di malam hari. Kepiting-kepiting yang ditangkap oleh nelayan, sebagian kecil akan menjadi lauk santapan sekeluarga, sebagian besar akan di bawa ke pengumpul atau langsung ke pasar untuk di jual.
Para nelayan itu memasukkan semua kepiting hasil tangkapan mereka ke dalam baskom terbuka. Menariknya, baskom tersebut tidak perlu diberi penutup untuk mencegah kepiting meloloskan diri dari situ. Ada yang menarik dari tingkah laku kepiting-kepiting yang tertangkap itu. Mereka sekuat tenaga selalu berusaha keluar dengan menggunakan capit-capitnya yang kuat, tetapi jika ada seekor kepiting yang nyaris meloloskan diri keluar dari baskom, teman-temannya pasti akan berusaha keras menarik kembali ke dasar baskom. Begitulah seterusnya, sehingga akhirnya tidak ada seekor kepiting pun yang berhasil kabur dari baskom. Sebab itulah para nelayan tidak membutuhkan penutup untuk mencegah kepiting keluar dari baskom. Dan kemudian mati hidupnya si kepiting pun ditentukan keesokan harinya oleh si nelayan.
Sungguh menarik kisah dari sifat kepiting tadi, mengingatkan kita pada kehidupan manusia. Kadang tanpa disadari, manusia bertingkah laku seperti kepiting di dalam baskom. Saat ada seorang teman berhasil mendaki ke atas atau berhasil mencapai sebuah prestasi, yang seharusnya kita ikut berbahagia dengan keberhasilan itu, tetapi tanpa sadar, kita justru merasa iri, dengki, marah, tidak senang, atau malahan berusaha menarik atau menjatuhkan kembali ke bawah. Apalagi dalam bisnis atau bidang lain yang mengandung unsur kompetisi, sifat iri, tidak mau kalah akan semakin nyata dan bila tidak segera kita sadari, kita telah menjadi monster, mahluk yang menakutkan yang akhirnya akan membunuh hati nurani kita sendiri.
Gelagat manusia yang mempunyai sifat seperti halnya sifat kepiting yaitu :
- Selalu sibuk merintangi orang lain yang akan menuju sukses sehingga lupa berusaha untuk majukan diri sendiri.
- Selalu mencari dan menyalahkan pihak di luar dirinya.
Tidak perlu cemas dengan keberhasilan orang lain, tidak perlu ada menyimpan iri hati apalagi tindakan yang bermaksud menghalangi teman atau orang lain agar mereka tidak maju. Buang pikiran negatif seperti itu! Karena sesungguhnya, di dalam persaingan bisnis atau persaingan di bidang apa pun, tidak peduli berakhir dengan kemenangan atau kekalahan, masing-masing dari kita mempunyai hak untuk sukses!. Ingat keberhasil menurut manusia diukur bila kita bisa sukses mendapatkan harta dan kedudukan dan tidak peduli bagaimana mencapainya, namun keberhasilan dimata tuhan diukur dengan niat untuk memulainya (Ikhlas / Tidak), Usaha dalam pencapaiannya (sungguh-sungguh / setengah hati), nilai dalam pelaksanaannya (jujur / curang), sikap dalam menerima hasilnya (bersyukur dalam gagal atau berhasil).
Success is our right! Jika kita bisa menyadari bahwa Success is our right, sukses adalah hak kita semua!, maka secara konsekuen kita bisa menghargai setiap keberhasilan orang lain, bahkan selalu siap membantu orang lain untuk mencapai kesuksesannya. Untuk itu, dari pada mempunyai niat menghalangi atau menjatuhkan orang lain, jauh lebih penting adalah kita siap berjuang dan sejauh mana kita sendiri mengembangkan kemampuan dan potensi kita seutuhnya. Sehingga hasil yang akan kita capaipun akan maksimal dan membanggakan! (GUSNAN)
sukses dan sama dengan di Jawa TImur maksudnya sama-sama ngabisin uang rakyat. yang kalah dak mau menerima kenyataan dan mau maju terus pantang mundur
BalasHapusCukup menarik dang.......namun apakah semua itu bisa dijadikan renungan oleh insan -insan politik .....hehehehe...rasanya masih agak lama dang....dont worry .... selagi matahari masih bersinar harapan itu akan tetap ada ...walau blm jelas....
BalasHapusBila kita merenung lebih dalam ........bahwa hidup ini semua akan berakhir mati..........
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus