Sabtu, 14 Agustus 2010

Mencari CINTA dan RINDU, KEKASIH YANG ADIL dalam FITRAH


Sejatinya diri hanya saat kefitrahaan menyatu di jiwa, nah bila itu terjadi maka segala gerak dan langkah bukan akal fikiran yang menjadi nahkoda namun, gerak lembut penuh cinta dari dasar hati yang memancarkan Nur kesejukan yang menjadi pembimbing manusia, maka hidup dalam DAMAI laksana TIDUR, tiadalah TAHTA mnjadi tujuan, bukanlah HARTA yang mnjadi harapan, bukanlah WANITA yg dijadikan kepuasan, namun hidup damai laksana air bening gunung menuju lautan tanpa berkeluh kesah menuruni lereng, lembah, tebing yang terjal bahkan dikotori oleh bangkai, kotoran manusia , kemarahan dan fitnahan serta kecurangan anak manusia karena itu hanya sebuah proses menuju dunia abadi samudera luas tanpa batas, tiada pantai dan tepian yaitu AKHERAT, kedamaian tak berujung menunggu kita disana.

Tidak usahlah mncari kebenaran karena sesungguhnya dia tiada di mana-mana, kebenaran itu ada di dasar hati kita, carilah itu di dalam hening dengan CINTA dan keRINDUAan. Mahkamah dunia tidak akan bisa memberimu ADIL, sebab ADIL sesungguhnya tiada, yang ada hanyalah MENGADILKAN DIRI dengan cara menerima semua kejadian dalam perjalanan sang waktu dengan sebuah keikhlasan tanpa syarat. Sedangankan IKHLAS tidak usa dipaksakan dengan fikiran cukup lepaskan semua beban itu laksana kita dalam kantuk menuju tidur yang tak butuh apa-apa, itulah sesungguhnya nikmat sebuah keMATIan.

Jadi mengapa selama ini kita takut dengan keMATIan padahal kita seringkali mengeluarkan harta dunia hanya untuk mencari saat keMATIan yang bernama TIDUR . Nah sesungguhnya keADILan, keBENARan, keKAYAan, keKUASAan, kePUASan hakiki hanya kita dapat disaat tidur, tidak ada sesuatu apapun yang kita butuh selain TIDUR itu sendiri, kita tidak butuh anak, istri, suami, harta, tahta, wanita, pria, bahkan kita tidak butuh dunia ini. Nah inilah salah satu hal kecil dari sebuah makna FITRAH yang dicari manusia dengan PUASA, yaitu HIDUP DALAM DAMAI JIWA dalam titian kehidupan yang bernama AKHLAK MULIA sehingga kita menjadi manusia sejati benama KHALIFAH. Hidup penuh CINTA menjadi rahmat segenap alam. Menjadi pelindung bagi yang lemah, menjadi tempat bertanya mereka yang tak bisa, menjadi tempat mengadu mereka yang sedang keluh. Tiada lain sesungguhnya semua itu hanya akan bisa digapai bila jiwa sudah berbalut CINTA, hati sudah berhias RINDU. CINTA dan RINDU seorang KEKASIH dengan KEKASIH, kini JIWA dan RAGA ku sudah kubalut dalam CINTA berselimut RINDU cahaya terang tak menyilaukan hangat dan nyaman. KASIH AKU CINTA PADAMU.

(maaf tulus bagi kawan-kawan yang tidak sependapat, maklum ini hanya fikiran dangkal seorang gusnan yang tak berilmu)

4 komentar:

  1. masuk otak kecil aku wan..

    BalasHapus
  2. menurut saya cinta adalah sesuatu berupa keindahan yang nampak di depan mata kita,atau di depan diri kita,yang berhubungan dengan diri kita sendiri,boleh di kata cinta adalah pancaran dari diri kita sendiri,pada se suatu.jadi...sesuatulah yang membuat kita jatuh cinta.namun bagaimana dengan mengcintai diri kita sendiri?apakah masih di sebut cinta?renungkanlah!dan pikirkanlah.

    BalasHapus
  3. dalam memasuki diri kita sendiri apakah diri ini?yang selalu di liputi perasaan,dengan otak yang selalu mencari kebenaran.sementara perasaan selalu menguasai diri kita,sementara timbulnya perasaan akibat dari luar diri kita.

    BalasHapus
  4. Hahahaha... siiieeepppp setuju... dan benar sekali, pada dasarnya cinta itu cerminan diri yang ada pada orang lain... utk yg lebih hakiki cinta yg utama adalah cinta terhadap diri sendiri yang tidak lain adalah perwujudan cinta pada Tuhan Sang Pemilik diri....

    BalasHapus